Title : Strategi Pengembangan Ekspor 4 Komoditi Perkebunan Indonesia
Author : Erlambang Budi Darmanto
Universitas Airlangga
Item Type : Thesis (Disertasi)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk (1) a. menganalisis pengaruh total konsumsi, nilai tukar, indeks harga barang ekspor, indeks kinerja logistik dan dummy ACFTA terhadap kinerja ekspor komoditas biji kopi, karet alam, biji kakao dan minyak kelapa sawit. b. menganalisis bobot prioritas factor condition, competition, demand condition, related supporting industry sebagai faktor pengembangan ekspor 4 komoditi perkebunan Indonesia. (2) merumuskan strategi pengembangan ekspor 4 komoditi perkebunan Indonesia berdasarkan bobot prioritas tertinggi dari factor condition, competition, demand condition, related supporting industry. Tehnik analisis yang digunakan terdiri dari dua tehnik yakni : (1) tehnik analisis GMM. (2) tehnik analisis AHP. Tehnik analisis GMM data primer diperoleh dari hasil wawancara pelaku usaha ekspor. Data sekunder didapatkan dari Badan Litbang Departemen Agribisnis, BI, BPS, World Bank, BIS, ITC, IMF. Data primer analisis AHP diperoleh dari hasil kuisioner responden kunci yang dilakukan di Beijing dan Tianjin China. Data sekunder didapatkan dari BI, BPS dan World Bank. Hasil penelitian yang diperoleh adalah : (1) Pada komoditas biji kopi, variabel total konsumsi, nilai tukar dan indek kinerja logistic menunjukkan hubungan positif signifikan. Indeks harga barang ekspor menunjukkan hubungan negatif berpengaruh. Dummy ACFTA menunjukkan hubungan positif yang mengartikan terjadi trade creation (2) Pada komoditas karet alam, variabel total konsumsi, indeks harga barang ekspor dan indeks kinerja logistik menunjukkan hubungan negatif berpengaruh. Nilai tukar menunjukkan hubungan positif berpengaruh. Dummy ACFTA menunjukkan hubungan positif yang mengartikan terjadi trade creation (3) Pada komoditas biji kakao, variabel total konsumsi dan nilai tukar menunjukkan hubungan positif berpengaruh. Indeks harga barang eskpor dan indeks kinerja logistik menunjukkan hubungan negatif berpengaruh. Dummy ACFTA menunjukkan hubungan tidak berpengaruh pada ekspor komoditas biji kakao. (4) Pada komoditas minyak kelapa sawit, variabel total konsumsi dan nilai tukar menunjukkan hubungan negatif berpengaruh. Indeks harga barang eskpor dan indeks kinerja logistik menunjukkan hubungan positif berpengaruh. Dummy ACFTA menunjukkan hubungan positif yang mengartikan terjadi trade creation (5) faktor demand condition memiliki bobot proritas tertinggi dalam penentuan strategi pengembangan ekspor 4 komoditi perkebunan. (6) penentuan strategi berdasarkan faktor demand condition, yakni : a. kebijakan pemberlakuan tarif bea keluar (TBK), b. penciptaan iklim usaha yang kondusif, c. Kerjasama Pemerintah dengan Lembaga Penelitian Rekomendasi yang diberikan yakni : (1) pemerintah dan eksportir perlu mengambil kesempatan dalam pemenuhan peningkatan konsumsi negara tujuan. (2) pemerintah perlu menjaga kestabilan nilai tukar (3) eksportir mampu menentukan harga yang kompetitif sesuai dengan harga komoditi pasar International. (4) pemerintah mengoptimalkan peningkatan, pemerataan dan kemudahan pelayanan infrastruktur dibidang pelabuhan, pelayanan pengurusan bea cukai dan sistem pabean (5) pemerintah dan eksportir perlu mengoptimalkan perjanjian ACFTA dan melakukan kerjasama bilateral maupun multilateral dengan negara pangsa pasar lainnya seperti Malaysia, Amerika dan Singapure (6) pemerintah mampu membuat kebijakan yang dapat mendorong faktor demand condition.
Keywords : strategi pengembangan ekspor, 4 komoditi perkebunan Indonesia, GMM, AHP